#MenjagaApi: Tentang Ia, yang Malu Disebut Namanya Ini cerita tentang Ia, seseorang yang malu disebut namanya. Pemuda 25 tahun yang telah menikah dan punya seorang anak. Sebagai supervisor di sebuah hotel, hidupnya dalam zona nyaman. Mengantongi gaji tiap bulan yang lebih dari cukup dan menyisihkannya untuk menggendutkan rekening tabungan. Sekilas memandang, pola hidupnya teratur. Siapa sangka, rutinitas yang monoton membuatnya bosan. Ia menginginkan sebuah ledakan yang bersinergi dengan gairah untuk menjadi pengusaha. Melalui doa panjang, Tuhan menghamparkan jalan. Ia dipertemukan dengan teman-teman pengusaha. Melalui pertemuan intensif dan konsep matang, jadilah ia dan dua orang rekannya sepakat untuk membangun usaha. Bisnis bimbel besar yang sedang naik daun. Rupanya virus entrepreneur telah merasuki jiwanya. Dengan negoisasi dengan banyak pihak, ia berhasil mendapatkan pinjaman modal untuk patungan. Ia pun nekat resign meski harus membayar pinalti. Tak masalah, sebab