Judul : Andai Aku Jalan Kaki, Masihkah
Kamu Selalu Ada Untukku?
Penulis : @Edi_Akhiles
Penerbit :
Laksana Fiction (Divapress)
Jumlah hal : 235 halaman
Tahun terbit : Juli 2013
Berkaca
pada Cermin Kehidupan Melalui Kisah Nyata
Andai
aku jalan kaki, di bawah matahari, bermandi keringat, menahan lapar, bertubuh
dekil nan buluk, dengan dompet kempes yang tak bisa untuk beli sebuah air
kemasan gelas, akankah kau, kau, kau, yang kini selalu tersenyum manis dan
mendengarkanku, tetap mau menyapaku, tersenyum padaku, menyentuh lenganku,
merangkulku, memelukku, menciumku, dan menganggapku manusia?
Siapa
yang tak trenyuh membaca kata-kata itu di back cover buku? Saya pun begitu.
Setelah melihat judulnya dan membaca back covernya, tanpa pikir panjang
langsung membelinya. Saya baru tahu bahwa buku ini mengalami cetak ulang hingga
15 kali dan menduduki posisi 5 besar bestseller nasional. Sebuah judul buku (yang terdiri dari rangkaian kata-kata makjleb) mempunyai kekuatannya sendiri
untuk menarik pembaca.
Ya,
Andai Aku Jalan kaki, Masihkah Kamu
Selalu Ada Untukku? Berisikan sekumpulan kisah-kisah inspiratif yang
berserakan dalam kehidupan. Kisah nyata sehari-hari yang bertutur secara jujur
tentang aku, kau, dan dia dalam hiruk pikuk kehidupan fana ini. Kisah yang
sederhana namun menyiratkan lautan hikmah tak bertepi, sebagai bahan renungan
yang kaya akan pembelajaran.
Sebut
saja kisah ‘aku’ yang kaya raya bermandi harta. Mau apapun bisa, tinggal tunjuk
saja. Dalam keberlimpahan, semua orang datang padanya berbondong-bondong,
mendekat, memuja, bahkan mengelu-elukan bak pahlawan. ‘Aku’ memang nyaman
dengan semua itu dan menikmatinya. Namun, apa jadinya andai semua berbalik 180
derajat? Bagaimana jika perusahaan bangkrut, mobil lenyap, dan rekening
terkuras, hingga ‘aku’ hanya bisa kemana-mana dengan jalan kaki? Kemanakah
orang-orang yang dulu selalu ada bagai magnet?
Ada
pula kisah yang menohok tentang seorang perempuan yang terlahir dengan fisik
tak sempurna menurut si empunya. Gendut, hitam, jelek, dan pesek dan kesialan
lainnya. Semua itu seumpama kutukan baginya, sehingga dengan memaksakan diri,
ia mengubah tubuhnya. Diet ketat, sedot lemak, operasi, dan suntik silikon.
Lalu bahagiakah ia dengan tubuh barunya yang ideal itu? Akankah kepalsuan itu
mampu menahan orang yang dicintainya untuk mau hidup bersamanya?
Buku
ini, dengan caranya sendiri mampu membuat saya tercenung, berpikir, tersindir
malu, tertohok, bersyukur dan menangis haru. Ada kisah yang diceritakan dengan
puitis, romantis, dan melankolis, ada pula yang dituturkan dengan renyah,
terkesan slenge’an, dan penuh canda. Kesemuanya penuh makna. Bahwa kita bisa
belajar dari banyak hal dan kejadian serta membuat kita lebih dalam mengarifi
kehidupan.
Dimuat di Buletin Pustaka edisi Juli 2015
Diresensi oleh : Arinda Shafa
Ibu rumah tangga yang tengah berjuang
untuk terus menulis.