Langsung ke konten utama

Serunya Outbond PG TK IT Sekargading di Tlatar Boyolali




Hari Sabtu, 12 Maret 2016 kemarin adalah hari yang tak terlupakan bagi anak-anak PG TK IT Sekargading. Pasalnya, inilah momen yag ditunggu-tunggu oleh anak-anak--yang mungkin sampai kebawa mimpi—juga para pendamping yang tentunya dapat kesempatan untuk piknik. Hihi.
                Setelah doa bersama, bus Sindoro Satriamas bertolak dari Rusunawa UNNES ke arah barat, lewat Ungaran, lalu tembus jalan tol Semarang-Bawen.
                Di sepanjang perjalanan, anak-anak tak henti-hentinya berceloteh dan menyanyi. Suasana ceria dan ramai.
              
Persiapan Naik Flying Fox
 
Kurang lebih dua jam kemudian, bus sampai di daerah Ampel, lalu berbelok ke kiri menuju desa Kebon Bimo. Pemandangan yang asri plus hawa yang sejuk menyambut kami. Kawasan ini benar-benar cocok untuk refreshing bersama keluarga. Fasilitas yang ditawarkan lumayan lengkap lho. Ada kolam kecehan yang tinggi airnya hanya semata kaki orang dewasa sehingga anak-anak bisa menangkap ikan menggunakan jaring kecil. Ada kolam renang untuk dewasa dan anak-anak, pemancingan, dan restoran. Destinasi wisata ini terkesan sangat alami dengan dibangunnya saung-saung di atas kolam untuk tempat beristirahat. Pengunjung bisa duduk dengan nyaman, memanjakan lidah dengan menu masakan khas sembari merasakan suasana alam pedesaan. Tak hanya itu, pengunjung bisa mencoba terapi ikan dan naik bebek air mengelilingi kolam. Area parkir luas, mushola ada di dua titik, juga terdapat tempat bermain.
               
Menanam Padi
Setelah acara dibuka, anak-anak melakukan persiapan seperti mengganti sepatu dengan sandal, membawa botol air minum, juga olahraga sebentar sebagai pemanasan. Saat outbond, anak-anak didampingi oleh kakak-kakak trainer dari Anava dan para ustadzah. Semantara para pendamping bisa duduk-duduk atau berjalan-jalan menghirup udara segar. Rangkaian kegiatan outbond yang diikuti siswa adalah menanam padi, meniti tali untuk melatih keseimbangan, menangkap bola di kolam, flying fox untuk melatih mental keberanian, memandikan kerbau di sungai, dan diakhiri dengan berenang di kolam renang. Sekitar 80an anak antusias mengikuti instruksi dari kakak-kakak trainer. Mereka sangat bersemangat dan tak tampak lelah.
Asiknya Main Air
                Usai berenang dan ganti pakaian, anak-anak dan para pendamping makan siang dengan nikmatnya sembari menyimak gemericik air jernih. Para pedagang bersliweran menawarkan dagangan seperti es krim, mainan, aksesoris, minuman, cemilan, rambutan, dan masih banyak lagi. *emak peluk dompet erat erat :D
             
   Setelah secara ditutup, kami semua kembali ke bus. Jam 3 sore, bus bertolak menuju ke Semarang.
                Alangkah bahagianya menyimak celoteh anak-anak tentang pengalaman outbond meski setelahnya anak-anak jatuh tertidur di pangkuan orangtuanya masing-masing. Pengalaman hari ini sungguh unforgettable dan memorable. Tak hanya bagi anak-anak, tapi juga para ustadzah dan para pendamping. Saya yakin, anak-anak pasti bermimpi indah sore itu. Dan hari ini mereka menyimpan ‘file’ kenangan outbond dalam memory mereka. Suatu hari nanti, kisah hari ini akan diceritakannya pada semesta.
              
 
Diary Shafa
Dan sebuah kisah dengan tulisan sederhana di buku harian ini, telah membuktikan segalanya.
               
Terima kasih team Anava dan para ustadzah yang telah memberikan pengalaman luar biasa bagi anak-anak kami.

Rumah Cahaya, 15 Maret 201
Arinda Shafa


lokasi:
Komplek Umbul Tlatar
Jl. Tentara Pelajar, Kebon Bimo, Boyolali
Jawa Tengah
0276-322551


Memandikan Kerbau















Komentar

Anjar Sundari mengatakan…
Out bond memang selalu menyenangkan ya mbak Arinda. Waktu anak saya TK saya juga nganterin out bond, mereka bersenang-senang meskipun kemudian kecapekan :)
Arinda Shafa mengatakan…
Betul mbak. Hihi. Walau kotor2an, basah2an, capek tp mereka hepi bgt. Emaknya juga ikut hepi. Secara pas jaman cilik blm prnh ikut outbond xixi

Postingan populer dari blog ini

Resensi Novel 'mengejar-Ngejar Mimpi' Dedi Padiku

Judul Buku       : Mengejar-Ngejar Mimpi Penulis              : Dedi Padiku Penerbit            : Asma Nadia Publishing House Jumlah halaman: 324 halaman Tahun Terbit    : Mei 2014 Jungkir Balik Demi Mimpi             Kisah ini berawal dari impian. Mimpi seorang pemuda lugu bernama Dedi yang sejak kecil ditinggal orangtua. Ia menjadi sopir angkot demi bisa makan dan membiayai sekolah. Ia dipertemukan dengan sahabat-sahabat terbaik dan cinta pertama yang kandas, bersamaan dengan kelulusan sekolah.               Mimpinya untuk menjadi orang sukses tak pernah padam, meski suratan nasib mempermainkannya begitu kejam. Meski begitu, ia harus berjuang. Menjemput mimpi untuk bekerja di Jepang. Lagi-lagi, jalan takdir membelokkan arah hidupnya. Ia harus merasakan kembali menjadi sopir, kuli panggul, dan menantang kerasnya hidup di kota Palu dan Manado. Lantas, ibukota pun didatanginya dengan modal nekat, juga sempat berkhianat. Demi bertahan hidup di Jakarta, pekerjaa

Review Film Keluarga Cemara: Menyadarkan Kita akan Makna Keluarga

Assalamu’alaikum, kawans Alhamdulillah kami dapat kesempatan untuk nonton film yang barusan rilis, yaitu Keluarga Cemara. Film yang tayang serentak di bioskop Indonesia sejak tanggal 3 januari 2019 lalu, menyedot banyak penonton dari banyak kalangan. Orangtua, anak-anak, bahkan remaja. Segala usia lah. Di hari kedua tayang, kami sekeluarga berniat nonton mumpung ada jadwal tayang jam 19.15 di DP Mall. Pikir kami, nonton sudah dalam keadaan lega. Udah shalat isya dan makan malam. Jadilah habis maghrib kami turun gunung dalam keadaan mendung pekat. Hujan udah turun. Saya berdoa agar hujan segera berhenti demi menepati janji sama anak-anak. Alhamdulillah doa saya terkabul. Namun, eng ing eng! Ada tragedi kehabisan bensin di tengah jalan sehingga sampai di bioskop sudah lewat setengah jam. Ternyata jadwal tayang jam 19.15 juga sudah sold out. Akhirnya kepalang tanggung sudah sampai di sini. Kami ambil tiket yang mulai jam 21.35 dan dapat seat baris kedua dari layar. It means

Menghafal Qur’an beserta Artinya dengan Metode Al Jawarih

Assalamu'alaikum teman-teman, Menjadi ‘hafidz/hafidzah’ tentu impian dan harapan umat muslim ya. Kalaupun diri sudah tidak merasa mampu dan efektif untuk menjadi penghafal (mungkin karena faktor U hehe), tentunya kita berharap bahwa anak kita bisa menjadi hafidz/hafidzah. Aamiin. Dalam mewujudkan impian untuk ‘menjadikan’ anak salih salihah yang tak sekadar hafal qur’an, tetapi juga memiliki akhlak Al qur’an, artinya sebagai orangtua kita harus mengupayakan dengan doa dan ikhtiar yang panjang. Sebab tak ada cara instan. Semua membutuhkan proses. Saya sering menemukan dalam sebuah buku bahwa pendidikan anak dimulai dari saat pencarian jodoh. Sebab anak berhak untuk memiliki ayah dan ibu yang solih/ah dan cerdas. Baru setelah menikah dan terjadi kehamilan, pendidikan selanjutnya adalah di dalam kandungan. Setelah si bayi lahir, pendidikan itu terus berlangsung hingga meninggal. Never-ending-chain dalam belajar ya.   anak-anak tahfidz Al fatihah tasmi surat An Naba'