Review Buku
Judul Buku : Puber Stories
Penulis :
Lia Herliana
Penerbit :
Tiga Ananda
Tahun Terbit : September 2015
Jumlah Halaman: 256 halaman
ISBN :
978-602-366-074-2
Alika
mendadak uring-uringan, moody abis, dan semua orang di sekitarnya jadi korban. Yang
bersangkutan sendiri juga serba salah. Ini itu berasa salah. Bawaan jadi sensi
dan pengen marah. Bentar hepi, bentar mewek. Setelah serangkaian penelitian,
ternyata Alika kena sindrom baper. Eh maksudnya PMS. Itu loh premenstrual
syndrom yang bikin galau. Dengan kata lain, Alika mau kedatangan tamu spesial
tiap bulan. Itu tandanya Alika udah beranjak gede. Akil baligh gitu.
Lain
lagi kisah Miko yang barusan ulangtahun dan pengen banget dapat kado spesial,
yaitu mimpi. Dia penasaran berat sama mimpi yang kata teman-temannya bikin
gimanaa gitu, yaitu mimpi basah. Soal itu lagi ngehits di antara teman-teman
Miko yang kebanyakan udah pada ngalamin. Miko galau abis dan menunggu-nunggu
kapan momen indah itu menghampiri hidupnya. Daan mimpi indah itu benar-benar
menghampirinya di timing yang nggak banget. Emang kenapa sihh? Baca aja
sendiri. hehe.
Di
dalam buku yang kocak abis ini, nggak cuma kisah Alika dan Miko yang beranjak
gede loh. Ada juga kisah Odi yang ngerasain betapa rempongnya saat virus merah
jambu menginveksi hatinya. Deuuh. Kisah si tomboy Mimi juga nggak kalah lucu
kala ada yang berubah dari body-nya. Kata mamihnya, memakai bra hukumnya wajib.
Pretty juga merasakan dunia runtuh gegara aroma tak sedap yang menguar dari
bawah lengannya. Misteri nama ‘miss keti’ pun terbongkar sudah. Daan masih
banyak kisah-kisah keseruan puber yang bikin pembaca remaja kepo abiss. Hihi.
Buku
‘Girls and Boys Puber Stories’ ini adalah panduan yang oke punya buat remaja
untuk bekal menyongsong masa puber. Di buku unik bolak-balik ini, nggak hanya
terdiri dari kumpulan cerita seru (yang mungkin terinspirasi dari kisah nyata
penulisnya, hihi kabuuur), tapi juga menyajikan tips apa yang seharusnya
dilakukan/tidak dilakukan. Agar remaja juga mawas diri terhadap hal-hal
terlarang seperti rokok, pornografi, drugs, dll. Jadi unsur edukasinya dapet
dong. Ilmu jadi nambah, insya Allah. Eit, tapi pesan yang disampaikan nggak
menggurui kok.
Curhat
dikit nih ya. Banyak keluhan dari ibu-ibu yang sempat mampir di telinga.
Katanya, anak ABG sekarang ogah-ogahan disuruh belajar. Apalagi menghadap buku yang
judulnya ‘buku pelajaran’. Hiks. Berasa langsung alergi dan pusing mendadak. Saya
jadi berpikir, bahwa ini tantangan bagi para penulis dan penerbit untuk menyajikan
buku yang sarat edukasi tetapi juga asyik dinikmati. Kalau perlu yang ada
ilustrasi yang unyu juga agar mata nggak bosen lihat deretan huruf melulu. Jadi,
buku yang dicari adalah materi lengkap, ada kisah humornya, dan ilustrasinya. Biar
bisa belajar sambil menyelam. Eh sambil menyelam minum air. Ya, mirip buku
Puber Stories ini. hihi. Salut deh sama
penulis, editor, ilustrator, dan penerbitnya.
Buku
ini recommended banget buat remaja sebagai referensi kalau-kalau saja ada
kejadian yang sama. Kan tinggal nyontek solusinya. Hihi. Buku ini juga cocok
untuk orangtua sebagai wacana dan juga persiapan kalau-kalau si putri/putra yang
beranjak gede nanya-nanya tentang dunia pubertas. Tentu agar jawabannya lebih
tokcer. Hihi.
Buku
yang easy-reading, asyik, dan sangat bermanfaat. Membacanya bisa awet muda. Selamat
membaca ya.
direview oleh: Arinda Shafa
Komentar