Sebagai seorang momwriter wannabe alias emak yang pengen jadi penulis, saya berkomitmen untuk duduk di depan laptop paling tidak satu sampai tiga jam setiap harinya. Ngapain? Yang jelas tidak bengong alias nunggu nyamuk lewat. Tentu menumpahruahkan ide di kepala menjadi tulisan. Draft tulisan sudah menempel dengan manisnya di tembok. Jadilah otak berputar, jemari sibuk memencet-mencet keyboard sambil mata fokus ke monitor. Sesekali tangan meraih kue kering, keripik, atau gorengan dan mengarahkannya ke mulut. Atau kalau tak ada something to be eaten, cukuplah segelas teh manis atau kopi sachetan sebagai teman. Nikmatnya sungguh tak terdefinisikan. Etapi, kegiatan menulis tak selalu lancar jaya serupa jalan tol. Ada saja sesuatu yang tiba-tiba menginterupsi. Membuyarkan konsentrasi. Contohnya tangisan balita yang minta dipeluk plus dikipasin. Tikus di dapur yang jatuhin wajan hingga menimbulkan suara yang mengoyak ketenangan. Dan… yang paling mengganggu adalah kebelet pis. Pada