foto: google Ramadhan, betapa tiap tahun kami merindu dipertemukan. Oleh karenanya, kami tak alpa berbisik dalam doa: allahumma fii rojaba wa sya’bana wa balighna ramadhan. Penuh harap dalam pinta keoptimisan, agar dipanjangkan usia hingga bersua Ramadhan mubarok. Alhamdulillah, Allah kabulkan. Lantas, masih segar dalam ingatan bahwa kami ingin menularkan spirit yang sama kepada anak-anak. Mensuasanakan bahwa seakan ada tamu spesial yang hendak datang bertandang. Bahwa dengan bahagia menyambut Ramadhan, neraka tlah diharamkan-Nya. Maka rumah dirapikan, segala sesuatunya dibersihkan, ruang tamu dihias dengan poster motivasi dan balon aneka warna. Indah. Semarak. Membuat anak-anak tetangga bertanya-tanya: siapa yang ulang tahun, tante? Ramadhan, bagi salafus solih, perlu enam bulan untuk mempersiapkan. Sedang bagiku yang fakir ilmu dan tipis iman ini, hanya sebulan. Itupun tidak full, masih bopeng sana sini. Mengumpul-ngumpulkan semangat deng