gerbang masuk KBA Pandean Lamper |
”Setenang-tenangnya
lalu lintas, kau tak boleh lengah sedikitpun karena kau tak tahu apa yang kan
terjadi kemudian. Seperti itulah hidup.”
-Arniyati
Amin
Apa jadinya jika melihat pengendara motor yang tidak
memakai helm? Masih sempat-sempatnya memainkan ponselnya di sepanjang
perjalanan. Atau pengendara mobil yang tidak memasang sabuk pengaman? Masih
posisi menyetir satu tangan sembari bertelepon ria. Atau yang lebih parah
melihat pengendara yang melaju dengan ugal-ugalan. Rasanya gemas ingin menegur
bukan? Orang yang sedang berkendara memerlukan konsentrasi agar dirinya selamat
dan membuat pengguna jalan lain selamat juga. Jangan sampai ketelodoran diri
membuat orang lain celaka. Sepakat dengan kutipan di atas bahwa serupa orang
yang berkendara, kewaspadaan tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia.
Bapak Lukman, Pelopor Kampung Safety Riding ( sumber foto: www.satu-indonesia.com) |
Berangkat dari keresahan akan kurangnya kesadaran
masyarakat dalam berkendara, bapak Lukman Muhajir, ketua RW 10 Pandean Lamper memiliki
inisiatif. Tahun 2010 saat itu, kala daerah tersebut menyumbang angka
kecelakaan yang cukup tinggi dari tahun ke tahun serta minimnya pembinaan dari
pemerintah. Beliau yang memiliki kepedulian tinggi mengikuti diskusi terkait
dengan keselamatan berkendara. Tercetus sebuah ide untuk menjadikan kampung
yang dipimpinnya menjadi kampung Safety
Riding (kampung Keselamatan Berkendara). Mengingat kampung Pandean Lamper
sendiri merupakan jalur alternatif menuju pusat kota Semarang. Area yang rawan
kecelakaan adalah di Jalan Gajah Raya, perempatan wilayah rw 10.
Bapak Lukman menyadari bahwa merealisasikan ide
tersebut tidak semudah menemukan semut hitam dalam setoples gula pasir. Tantangan
menghadang di depan mata. Namun, setinggi apapun gunung tantangan, akan takluk
oleh niat suci disertai upaya dan doa yang tulus. Bukankah perjalanan sejauh
ribuan mil harus dimulai dari langkah pertama?
berfoto usai acara pokdarwis (Pendukung KBA) |
Sebagai pemimpin yang bijak, sudah seyogyanya tidak
hanya diam melihat masalah itu. Harus ada tindakan nyata untuk menurunkan angka
kecelakaan dan mensosialisasi warga akan pentingnya keselamatan dalam
berkendara. Tentunya setiap orang yang berkendara ingin selamat sampai tujuan
tanpa mengalami gangguan berarti di jalan. Gayung pun bersambut. Jalan mulai
terbuka saat beliau bertemu dengan instruktur safety riding Astra Motor yaitu bapak Suko Edi dan Oke Desiyanto dalam
sebuah seminar di Fakultas Hukum Universitas Semarang (USM) pada tahun 2010. Perkenalan
itu membuahkan hubungan baik dan kerja sama untuk edukasi keamanan dan
ketertiban lalu lintas di Pandean Lamper.
kampung yang tertib dan asri |
Perusahaan otomotif Astra Motor Jalan Gajah Mada
Semarang yang concern terhadap masalah
sadar lalu lintas, menyambut baik niat dan kepedulian pak Lukman. Maka, di hari
yang bersejarah itu, Astra bersama Bapak Lukman bersinergi untuk mewujudkan
masyarakat sadar berlalu lintas. Acara ini kemudian diikuti oleh beberapa RW lainnya.
Mereka bersatu, bergerak, demi terwujudnya keselamatan berkendara termasuk
membagi-bagikan helm gratis bagi warga yang kedapatan tidak menggunakan helm
saat berkendara.
sosialisasi KSR |
Pada saat launching
Kampung Safety Riding (KSR)
Pandean Lamper, dihadiri oleh pihak kepolisian, dinas perhubungan, Jasa
Raharja, dan Bapak Hendi Priadi selaku walikota Semarang. Hadir pula Bapak Jaya
Suprana dari Museum Rekor Indonesia (MURI) untuk KSR Pandean Lamper sebagai
kawasan pertama yang membudayakan keselamatan berkendara. Hal itu didukung oleh
banyaknya agent di wilayah RT dan RW yang menjalankan program serta adanya
himbauan rambu keselamatan di 45 titik yang bertebaran di wilayah Pandean Lamper.
Upaya itu menunjukkan hasil yang signifikan seperti yang diharapkan. Warga
setempat telah taat dan tertib dalam berlalu lintas. Warga telah berikrar untuk
menjaga keamanan berlalu lintas. Ikrar tertulis itu telah ditandatangani oleh bapak
Lukman Muhajir selaku pelopor kampung Safety Riding Honda, bapak kapolrestabes
Semarang dan CEO Astra Motor.
ikrar warga Pandean Lamper (sumber foto: www.satu-indonesia.com) |
Aturan yang
ditetapkan di kampung ini juga tegas. Apabila ada warga atau pengunjung yang
tidak mengikuti aturan berkendara, akan diberikan sanksi oleh petugas
kelurahan. Sanksi tersebut berupa teguran kepada pelanggar. Bila telah ditegur
3 kali tetap tidak taat aturan, maka yang bersangkutan akan dicekal dengan
sanksi yang lebih berat seperti tidak diberikan izin untuk membuat surat
pengantar pembuatan KTP, SIM, dan keperluan administrasi lainnya.
peringatan bagi yang melanggar tata tertib |
Selain ada sanksi (punishment),
maka juga ada hadiah (reward) untuk
mengapresiasi warga dalam menciptakan keamanan dan ketertiban berkendara di
kampung mereka. Setiap tahun diadakan lomba untuk seluruh RW. Seluruh warga
bisa berpartisipasi aktif dalam acara ini.
Usaha tidak berhenti sampai di situ. Di tahun 2015, ada
tindak lanjut yang kontinyu dalam mengenalkan KSR kepada khalayak. Selanjutnya
Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK) mengikuti lomba yang membawa
KSR ke tingkat kota Semarang. Gelar juara berhasil disabet hingga KSR kembali
maju mewakili tingkat Jawa Tengah dan nasional. Saat itu, ibu Indrayati SH
selaku lurah menerima penghargaan dari presiden RI, bapak Joko Widodo. Sungguh
perjuangan panjang yang berbuah manis.
Kampung Safety Riding
semakin melebarkan sayap demi komitmen dan impian sejak awal. Di tahun 2016,
kegiatan mulai dirancang kembali. Sesuai rencana, KSR menyasar edukasi sadar
berkendara pada anak usia dini (PAUD). Program ini bekerjasama dengan pos PAUD
kartini kelurahan.
bersemangat ikut edukasi safety riding |
Menurut ibu Badriyah Nurdin selaku koordinator
lapangan, keamanan berkendara penting dikenalkan sejak dini agar mereka
memiliki pengetahuan berkendara yang benar. Harapannya ketika dewasa nanti,
mereka menjadi generasi yang paham dan taat pada aturan keselamatan berkendara.
Saat pelatihan berlangsung, anak-anak tersebut sangat antusias mengikuti. Salah
satu dari mereka adalah Reyhan. Bocah laki-laki dari kelompok A pos PAUD
kartini ini tampak gembira saat mencoba scooter
sebagai simulasi berkendara. Ia memakai rompi hijau dan helm. Senyum bocah
berusia 3.5 tahun itu ceria mengikuti instruksi dari para petugas. Ia tampak
tak sabar meluncur dengan scooter-nya
sembari belajar berbagai rambu lalu lintas. Begitu pula dengan Andis. Ia
bersemangat mencoba dengan rasa ingin tahu yang tinggi. Guru dan tim kompak
dalam memberikan edukasi yang menyenangkan bagi anak sehingga mereka
mendapatkan pengetahuan dan pengalaman yang tak terlupakan.
Di tahun 2017, ibu Nurdin berinisiatif mengangkat KSR
ke Forum Kesehatan Kota Semarang yang diketuai oleh ibu walikota Semarang. Besar
harapan ibu Nurdin selaku ketua Forum Kesehatan Kelurahan, agar KSR semakin
dikenal dan menginspirasi kampung yang lain. Dalam pertemuan itu, beliau
menyampaikan tentang kegiatan KSR yang sedang berjalan. Karena di dalam
kegiatan KSR membawa segala aspek yang berhubungan dengan kesehatan dan
keselamatan manusia, maka KSR mendapat penghargaan Swastisaba selama 3 tahun,
yaitu sebagai berikut:
1. Swastisaba
Padapa pada tahun 2015.
Di
dalamnya terdapat tatanan 1. Sehat mandiri
2. Swastisaba
Wiwerda pada tahun 2017
Di
dalamnya terdapat tambahan tatanan 1. Sehat mandiri, 2. Pemukiman sarana dan
prasarana sehat, 3. Ketahanan pangan, 4. Pariwisata sehat
3. Swastisaba
Wistara pada tahun 2019 mendatang
Di
dalamnya ada tambahan tatanan 1. Kehidupan sosial yang sehat, 2. Lalu lintas
sehat
Oleh karena itu, dalam mendukung
Swastisaba Wistara 2019, FKK Pandean Lamper membawa KSR pada tatanan lalu
lintas sehat 2019. Benar-benar torehan prestasi yang membanggakan dan
inspiratif.
Program Kampung Safety
Riding (KSR) memiliki 4 pilar yaitu: Pendidikan, Lingkungan, UMKM, dan
Kesehatan yang familiar dengan akronim PLUK. Oleh karena itu, FKK Pandean
Lamper bersama Pos PAUD Kartini dan Astra Motor bergandengan tangan dalam
melaksanakan kegiatan sebagai berikut:
1. Edukasi
dan Parenting
Program
ini melibatkan anak-anak PAUD beserta wali murid. Edukasi berupa praktik aman
berlalu lintas seperti yang dilakukan Reyhan dan Andis di atas. Edukasi juga
digalakkan kepada remaja, orangtua, hingga para lansia. Yang menarik lagi, ada
pemilihan satu duta (ambassador)
untuk menjadi menyebar semangat tertib berlalu lintas di lingkungannya.
2. Sosialisasi
berlalu lintas di kawasan depan kelurahan Pandean Lamper.
3. Servis
kunjung berkala
Salah
satu syarat tertib berkendara adalah kondisi kendaraan yang sehat. Kendaraan
sehat tentu membutuhkan perawatan seperti ganti oli, periksa ban, rem agar
mesin siap untuk digunakan berkendara. Di KSR Pandean Lamper ini, warga
mendapatkan fasilitas servis gratis dari para montir Astra Motor yang sudah
berpengalaman. Sembari duduk menunggu kendaraan diservis, warga bisa
mengunjungi pos baca safety riding
untuk membaca buku-buku terkait keselamatan berkendara. Anak-anak juga bisa
belajar tentang safety riding melalui
tontonan edukatif, seperti cara memakai helm yang benar, cara menyeberang
jalan, dan lain-lain.
Ssimulasi praktik dan teori SIM C yang melibatkan anak-anak dan karang taruna. Simulasi ini dilakukan oleh kepolisian kanitlantas kecamatan Gayamsari dan Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Bhabinkantibnas). Sebagai contoh, pelatihan kelengkapan berkendara, tata cara berkendara yang baik, berlatih melewati rintangan, serta termasuk ujian pembuatan SIM C. Maka tak heran, di kampung ini banyak ibu sudah lihai dalam berkendara.
tayangan tv edukasi untuk anak anak |
Ssimulasi praktik dan teori SIM C yang melibatkan anak-anak dan karang taruna. Simulasi ini dilakukan oleh kepolisian kanitlantas kecamatan Gayamsari dan Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Bhabinkantibnas). Sebagai contoh, pelatihan kelengkapan berkendara, tata cara berkendara yang baik, berlatih melewati rintangan, serta termasuk ujian pembuatan SIM C. Maka tak heran, di kampung ini banyak ibu sudah lihai dalam berkendara.
konsentrasi |
5. Sosialisasi
KSR di pertemuan bapak-bapak dan PKK ibu-ibu
6. Membantu
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)
UMKM
yang ada di Pandean Lamper meliputi usaha pembuatan keripik tempe, keripik
talas, dan tahu bakso, membuat keset dari perca, serta masih banyak lagi.
7. Mendukung
program kesehatan di Posyandu, poksila, dll.
Program-program
tersebut secara rutin dilaksanakan setiap bulan.
siap ketiganya ya |
Serupa
cendawan di musim hujan. Itulah perumpamaan bagi KSR yang secara berkelanjutan
berkomitmen dengan program-programnya. Dari langkah satu, kemudian semakin
berkembang dan memberikan kontribusi besar bagi masyarakat luas. KSR dengan 4
Pilar PLUK diubah menjadi Kampung Berseri Astra (KBA) pada tanggal 23 September
2018 kemarin. Semarang merupakan kota keempat pelaksanaan Festival Kampung
Berseri Astra tahun ini dari sebelumnya di Bogor, Kupang, dan Banjarmasin. Acara
berlangsung meriah dengan adanya lomba gerak jalan, sepeda hias, dan kuis
ranking 1.
Satu bulan kemudian, tanggal 23 November 2018,
terselenggara audiensi Polda Jateng ke Polrestabes bahwa KSR secara resmi sebagai
binaan Polrestabes.
Grup Astra bersama warga masyarakat terus
bersama bergerak mewujudkan kampung yang maju, mandiri, dan sejahtera. KSR yang
telah berganti nama dengan KBA ini merupakan salah satu di antara 77 Kampung
Berseri Astra yang tersebar dalam 34 provinsi di Indonesia.
Bergeraklah, sebab keterdiaman tidak
akan mengubah keadaan.
Bergeraklah, sebab impian harus
diperjuangkan
Bergeraklah, sebab keberhasilan
membutuhkan proses dan tidak bisa instan.
Bergeraklah, menjadi teladan dalam kebaikan
Anda sepakat, bukan?
Sumber:
Wawancara
dengan narasumber ibu Badriyah Nurdin
Komentar