Langsung ke konten utama

Review Film Iqro My Universe : Berjuanglah Untuk Mimpimu



            Menjadi seorang astronot dan tinggal di luar angkasa adalah cita-cita Aqilla (Aisha Nurra Datau). Ia mengikuti eksperimen sains untuk semakin mendekatkan pada impiannya. Ia pun bersaing ketat dengan June, teman sekelasnya yang sering unggul dalam bidang sains.
            Ketika sedang browsing, Aqilla menemukan info lomba vlog tentang antariksa yang diselenggarakan oleh Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN). Syarat konten vlog itu adalah menghadirkan tokoh antariksa. Hadiah kompetisi itu sangat menggiurkan. Pemenangnya berkesempatan untuk pergi ke pusat penelitian luar angkasa di Inggris.
            Aqilla senang karena ia berencana berkolaborasi dengan Opa-nya yang seorang astronom senior. Sayang, ternyata opanya harus ke Inggris untuk urusan pekerjaan. Aqilla sempat bingung karena astronot Indonesia tidak banyak. Namun, buku hadiah Kak Raudah membuat Aqilla optimis. Buku itu mengisahkan tentang perjalanan karir Bu Tsurayya sebagai astronot.
            Aqilla lantas menghadiri acara bedah buku bersama bu Tsurayya, seorang astronot Indonesia sekaligus peneliti tanaman. Saat sesi book signing, Aqilla meminta langsung kepada Bu Tsurayya untuk membantunya membuat konten vlog. Ia pun menemui Bu Tsurayya secara pribadi. Beliau bersedia namun mengajukan syarat dan tes yang harus Aqilla penuhi. Akhirnya gadis cilik itu berhasil.


            Vlog pun dibuat bersama Bu Tsurayya. Aqilla belajar banyak dari beliau seperti simulasi pembuatan roket dari botol, berenang, naik roller coaster, dan mengunjungi planetarium bersama. Ternyata Bu Tsurayya mengedepankan pentingnya belajar. Bukan sekadar memenangkan kompetisi. Menjadi pemenang itu bonus. Namun jika kalah, ia tidak perputus asa dan tetap bersemangat.
Aqilla telah mengorbankan waktu, tenaga, dan urusan sekolahnya demi kompetisi itu. Sayangnya, video-video itu belum sempat diunggah karena hp Aqilla rusak. Ketika menolong Fauzi—temannya yang sedang terbelit masalah—Aqilla lupa mengunci pintu kamar. Akibatnya adik Aqilla masuk ke dalam kamar dan menjatuhkan hp Aqilla ke dalam aquarium. Malang tak dapat ditolak. Aqilla kehilangan semua data termasuk video-video bersama bu Tsurayya itu.
            Apakah lantas Aqilla kehilangan harapan? Apakah ia bisa memaafkan adiknya? Jadikah impiannya pergi ke Inggris tercapai? Hikmah apa yang ia dapatkan dari setiap kegagalan?
            Daripada spoiler, nonton saja ya. Hihi.
Film yang mengorbit tanggal 11 Juli 2019 ini  merupakan sekuel dari film Iqro Petualangan Meraih Bintang yang tayang tahun 2017 lalu. Mengambil setting di Jakarta, Bogor, Siak (kepulauan Riau), Leicester dan London di Inggris.
Film berdurasi 101 menit ini menghadirkan bintang film yang sudah malang melintang dalam dunia acting. Sebut saja Maudy Koesnaedy, Cok Simbara, Astri Ivo, Ben Kasyafani, Raihan Khan, Mike Lucock, Mario Irwansyah, dan Adhitya Putri. Adapula penampilan khusus dari qari Muzammil Hasballah dan Harris J, musisi Inggris yang membawakan lagu-lagu islami.
Film besutan sutradara Iqbal Alfajri ini kental nuansa islami. Sosok Fauzi—teman Aqilla—yang relijius dan bermimpi menjadi hafidz qur’an, menjadi ‘penyeimbang’ pesan dalam film ini yaitu pentingnya iptek dan iman taqwa. Bahkan Quran Surah Ar Rahman beberapa kali dilantunkan hingga membuat hati berdesir mengingat kebesaran Allah. Salah satu firman Allah dalam surah Ar Rahman ayat 33 berbunyi ‘Wahai golongan jin dan manusia. Jika kamu sanggup menembus (melintas) penjuru langit dan bumi maka tembuslah. Kamu tidak akan mampu menembusnya kecuali dengan kekuatan.”
Ada pesan inspiratif dalam adegan Opa dan Aqilla. Opa berpesan pada cucunya itu bahwa ia boleh menjadi astronot atau apa saja asal membawa manfaat serta selalu niatkan untuk mencari ridha Allah. Selain itu menginspirasi anak-anak Indonesia untuk berani bermimpi besar, pantang menyerah, selalu berprasangka baik pada Allah, dan selalu mengambil hikmah dari setiap peristiwa.
Ayo menjadi bagian dari dakwah. Selalu dukung film islami karya anak bangsa.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi Novel 'mengejar-Ngejar Mimpi' Dedi Padiku

Judul Buku       : Mengejar-Ngejar Mimpi Penulis              : Dedi Padiku Penerbit            : Asma Nadia Publishing House Jumlah halaman: 324 halaman Tahun Terbit    : Mei 2014 Jungkir Balik Demi Mimpi             Kisah ini berawal dari impian. Mimpi seorang pemuda lugu bernama Dedi yang sejak kecil ditinggal orangtua. Ia menjadi sopir angkot demi bisa makan dan membiayai sekolah. Ia dipertemukan dengan sahabat-sahabat terbaik dan cinta pertama yang kandas, bersamaan dengan kelulusan sekolah.               Mimpinya untuk menjadi orang sukses tak pernah padam, meski suratan nasib mempermainkannya begitu kejam. Meski begitu, ia harus berjuang. Menjemput mimpi untuk bekerja di Jepang. Lagi-lagi, jalan takdir membelokkan arah hidupnya. Ia harus merasakan kembali menjadi sopir, kuli panggul, dan menantang kerasnya hidup di kota Palu dan Manado. Lantas, ibukota pun didatanginya dengan modal nekat, juga sempat berkhianat. Demi bertahan hidup di Jakarta, pekerjaa

Review Film Keluarga Cemara: Menyadarkan Kita akan Makna Keluarga

Assalamu’alaikum, kawans Alhamdulillah kami dapat kesempatan untuk nonton film yang barusan rilis, yaitu Keluarga Cemara. Film yang tayang serentak di bioskop Indonesia sejak tanggal 3 januari 2019 lalu, menyedot banyak penonton dari banyak kalangan. Orangtua, anak-anak, bahkan remaja. Segala usia lah. Di hari kedua tayang, kami sekeluarga berniat nonton mumpung ada jadwal tayang jam 19.15 di DP Mall. Pikir kami, nonton sudah dalam keadaan lega. Udah shalat isya dan makan malam. Jadilah habis maghrib kami turun gunung dalam keadaan mendung pekat. Hujan udah turun. Saya berdoa agar hujan segera berhenti demi menepati janji sama anak-anak. Alhamdulillah doa saya terkabul. Namun, eng ing eng! Ada tragedi kehabisan bensin di tengah jalan sehingga sampai di bioskop sudah lewat setengah jam. Ternyata jadwal tayang jam 19.15 juga sudah sold out. Akhirnya kepalang tanggung sudah sampai di sini. Kami ambil tiket yang mulai jam 21.35 dan dapat seat baris kedua dari layar. It means

Menghafal Qur’an beserta Artinya dengan Metode Al Jawarih

Assalamu'alaikum teman-teman, Menjadi ‘hafidz/hafidzah’ tentu impian dan harapan umat muslim ya. Kalaupun diri sudah tidak merasa mampu dan efektif untuk menjadi penghafal (mungkin karena faktor U hehe), tentunya kita berharap bahwa anak kita bisa menjadi hafidz/hafidzah. Aamiin. Dalam mewujudkan impian untuk ‘menjadikan’ anak salih salihah yang tak sekadar hafal qur’an, tetapi juga memiliki akhlak Al qur’an, artinya sebagai orangtua kita harus mengupayakan dengan doa dan ikhtiar yang panjang. Sebab tak ada cara instan. Semua membutuhkan proses. Saya sering menemukan dalam sebuah buku bahwa pendidikan anak dimulai dari saat pencarian jodoh. Sebab anak berhak untuk memiliki ayah dan ibu yang solih/ah dan cerdas. Baru setelah menikah dan terjadi kehamilan, pendidikan selanjutnya adalah di dalam kandungan. Setelah si bayi lahir, pendidikan itu terus berlangsung hingga meninggal. Never-ending-chain dalam belajar ya.   anak-anak tahfidz Al fatihah tasmi surat An Naba'