Langsung ke konten utama

Review Buku 'Kitab Cinta Malam Pertama' karya Kurniawan Al Isyhad



Judul buku      : Kitab Cinta Malam Pertama
Penulis             : Kurniawan Al Isyhad
Penerbit           : Quanta
Tahun terbit     : 2016
Jumlah hal       : 130 halaman
ISBN               : 978-602-02-9241-0

Panduan Cinta dalam Membangun Rumah Tangga sejak Malam Pertama

            Dalam mengarungi kehidupan, setiap manusia membutuhkan panduan. Ibarat seorang traveler, kita membutuhkan panduan yaitu kompas agar tidak tersesat jalan. Sedang dalam beragama, panduan tersebut adalah Al Qur’an, hadist, dan ijtihad para ulama. ‘Kompas’ tersebut tetap relevan digunakan hingga sepanjang zaman, tak mengenal kata kadaluarsa.
            Begitu pula dalam konteks institusi sakral bernama pernikahan. Islam telah mengatur dengan rinci dan sempurna dari A sampai Z tentang perjanjian kokoh ini. Mulai dari memperbaiki diri, mencari jodoh yang baik, melangitkan doa-doa untuk menjemput jodoh sesuai syariat, hingga hubungan suami istri seusai akad. Kesemuanya itu telah ditetapkan aturan. Bukan untuk mengekang manusia, melainkan untuk kemuliaan dan kemaslahatan manusia sendiri.
            Meskipun mengambil judul ‘Kitab Cinta Malam Pertama’, buku ini tak hanya mengupas tentang hubungan intim suami istri saat malam pertama saja. Di bagian awal dan tengah bab (pasal 1,2 dan 3) membahas tentang memilih jodoh, memaparkan hak dan kewajiban suami istri, serta pengokohan niat untuk menikah. Sedangkan pasal 4,5, dan 6 lebih spesifik membahas tentang sunnah, larangan, dan etika hubungan intim di malam pertama (malam zafaf). Perkara seks bukanlah hal yang tabu untuk diperbincangkan dalam niatan mencari ilmu, hikmah, dan mendapatkan barakah.
            Yang unik dari buku nonfiksi bergaya fiksi ini, penulis menggunakan gaya bahasa dialog antar dua tokoh sehingga pembaca lebih mudah dalam memahami. Ada dialog antara murid dan guru, seorang ayah dan anak lelakinya, munajat cinta seorag gadis pada Rabb-nya, dialog suami istri, serta seorang ibu dan anak perempuannya.
            ‘ketahuilah, nak. Sejatinya tugas rumah tangga ada sepenuhnya pada suami. Dan tak beda kau nikahi wanita kaya atau miskin, karena tidak akan beralih tanggung jawab mencari nafkah, melainkan tetap ada pada pundakmu’ (hal 29)
            Dalam pengantarnya, selama proses menulis buku ini, penulis mengambil rujukan kitab-kitab ulama salaf seperti Ihya Al-Ghazali, kitab Qurotul uyun, Fathur iza, Uquduluzein, dll yang tidak menyelisihi Al Qur’an dan hadist. Penulisan buku ini dilatarbelakangi oleh keprihatinan penulis akan maraknya situs-situs porno yang banyak menyimpang dari syariat ketika bercinta. Oleh karenanya, diharapkan buku ini lahir sebagai edukasi. Buku ini recommended dibaca oleh calon pengantin, pengantin baru, bahkan pengantin lawas sebagai wacana sekaligus penggugah semangat untuk meraih pahala dalam meniti langkah demi langkah dalam rumah tangga, di dunia hingga akhirat. Aamiin.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi Novel 'mengejar-Ngejar Mimpi' Dedi Padiku

Judul Buku       : Mengejar-Ngejar Mimpi Penulis              : Dedi Padiku Penerbit            : Asma Nadia Publishing House Jumlah halaman: 324 halaman Tahun Terbit    : Mei 2014 Jungkir Balik Demi Mimpi             Kisah ini berawal dari impian. Mimpi seorang pemuda lugu bernama Dedi yang sejak kecil ditinggal orangtua. Ia menjadi sopir angkot demi bisa makan dan membiayai sekolah. Ia dipertemukan dengan sahabat-sahabat terbaik dan cinta pertama yang kandas, bersamaan dengan kelulusan sekolah.               Mimpinya untuk menjadi orang sukses tak pernah padam, meski suratan nasib mempermainkannya begitu kejam. Meski begitu, ia harus berjuang. Menjemput mimpi untuk bekerja di Jepang. Lagi-lagi, jalan takdir membelokkan arah hidupnya. Ia harus merasakan kembali menjadi sopir, kuli panggul, dan menantang kerasnya hidup di kota Palu dan Manado. Lantas, ibukota pun didatanginya dengan modal nekat, juga sempat berkhianat. Demi bertahan hidup di Jakarta, pekerjaa

Review Film Keluarga Cemara: Menyadarkan Kita akan Makna Keluarga

Assalamu’alaikum, kawans Alhamdulillah kami dapat kesempatan untuk nonton film yang barusan rilis, yaitu Keluarga Cemara. Film yang tayang serentak di bioskop Indonesia sejak tanggal 3 januari 2019 lalu, menyedot banyak penonton dari banyak kalangan. Orangtua, anak-anak, bahkan remaja. Segala usia lah. Di hari kedua tayang, kami sekeluarga berniat nonton mumpung ada jadwal tayang jam 19.15 di DP Mall. Pikir kami, nonton sudah dalam keadaan lega. Udah shalat isya dan makan malam. Jadilah habis maghrib kami turun gunung dalam keadaan mendung pekat. Hujan udah turun. Saya berdoa agar hujan segera berhenti demi menepati janji sama anak-anak. Alhamdulillah doa saya terkabul. Namun, eng ing eng! Ada tragedi kehabisan bensin di tengah jalan sehingga sampai di bioskop sudah lewat setengah jam. Ternyata jadwal tayang jam 19.15 juga sudah sold out. Akhirnya kepalang tanggung sudah sampai di sini. Kami ambil tiket yang mulai jam 21.35 dan dapat seat baris kedua dari layar. It means

Menghafal Qur’an beserta Artinya dengan Metode Al Jawarih

Assalamu'alaikum teman-teman, Menjadi ‘hafidz/hafidzah’ tentu impian dan harapan umat muslim ya. Kalaupun diri sudah tidak merasa mampu dan efektif untuk menjadi penghafal (mungkin karena faktor U hehe), tentunya kita berharap bahwa anak kita bisa menjadi hafidz/hafidzah. Aamiin. Dalam mewujudkan impian untuk ‘menjadikan’ anak salih salihah yang tak sekadar hafal qur’an, tetapi juga memiliki akhlak Al qur’an, artinya sebagai orangtua kita harus mengupayakan dengan doa dan ikhtiar yang panjang. Sebab tak ada cara instan. Semua membutuhkan proses. Saya sering menemukan dalam sebuah buku bahwa pendidikan anak dimulai dari saat pencarian jodoh. Sebab anak berhak untuk memiliki ayah dan ibu yang solih/ah dan cerdas. Baru setelah menikah dan terjadi kehamilan, pendidikan selanjutnya adalah di dalam kandungan. Setelah si bayi lahir, pendidikan itu terus berlangsung hingga meninggal. Never-ending-chain dalam belajar ya.   anak-anak tahfidz Al fatihah tasmi surat An Naba'