sumber gambar: www.idntimes.com Miang… Ia bergolek, lalu menguap lebar. Demi melihat Atri yang sepagi ini telah bersolek, ia bangkit dari singgasana nyamannya. Dengan langkah menggoda--pun jelas-jelas mencari perhatian—dihampirinya perempuan bermata coklat dan berdagu lancip itu untuk meminta jatah pelukan. Pelukan Atri adalah pelukan paling nyaman yang ia rasakan di pagi pertama ia membuka mata. “Oh, sayang…” Atri mendaratkan ciuman di pipinya. Direngkuhnya kepalanya, lalu diusap-usapnya dengan penuh cinta. Perempuan itu begitu takjub. Tampak dari manik matanya yang berbinar-binar indah. “Lihatlah, Pa. Matanya coklat seperti mataku. Hei, bukanlah bibirnya mungil seperti bibirmu? Ah, kenapa aku bisa terlambat menyadari…” Duh, bagaimana caranya bilang, kalau ia bukan seorang bayi… *** 3 tahun yang lalu. “Andai saja semua mimpi buruk itu tak menimpaku.” Atri mendesah, hampir tanpa suara. Tatapan kosong itu tertumbuk pada jendela lebar dengan tirai minimalis warna