Halo Bunda.
Setelah
masing-masing anggota keluarga beraktivitas seharian, tentu terasa penat. Kita
butuh penyegaran untuk rileks dan cooling
down bersama keluarga. Ngumpul-ngumpul
seru antara ayah, ibu, dan anak. Family
time adalah momen penting yang merekatkan hubungan (bonding) yang sangat
berharga. Waktu malam hari menjelang waktu istirahat adalah pilihan tepat. Tidak
harus keluar rumah kok. Kita bisa menikmati momen kebersamaan di rumah dengan
cara mudah dan murah. Saling menunjukkan perhatian dan kasih sayang satu sama
lain.
Lantas,
kegiatan apa dong yang sederhana, murah meriah, tapi seru? Yang nggak bikin
capek beres-beres karena rumah berantakan?
Berikut 10
inspirasi family time seru yang bisa
dicoba. Oh ya aktivitas ini cocok untuk keluarga dengan anak usia TK-SD ya
bunda. Oke, saatnya taruh ponsel di laci, matikan televisi, dan selamat ber-family time.
1. Read Aloud
Anak-anak itu
senang banget kalau dibacakan cerita kan, Bund? Dengan bercerita, kita ibarat
‘sekali menepuk, lima nyamuk tumbang’. Selain mempererat bonding antara ortu dan anak, anak bisa belajar banyak hal dari
ekspresi wajah, intonasi suara, keseruan cerita, dan pesan/ hikmah yang bisa
diselipkan. Dengan kata lain, kita menasihati anak dengan cara terselubung.
Anak pun tidak merasa tersudut atau terintimidasi.
Membacakan
buku dengan nyaring memiliki banyak manfaat, diantaranya: membangun imajinasi
anak, meningkatkan keterampilan berbahasa anak, mendorong kebiasaan membaca
pada anak sebagai aktivitas yang menyenangkan, meningkatkan kreativitas anak,
menambah kosakata anak, dan masih banyak lagi. Oh ya, pilih buku sesuai usia
anak ya, Bund.
2. Bermain peran
Mari kita flashback sejenak ke
masa kecil. Dulu kita suka bermain ‘orang-orangan’ yang terbuat dari kertas
kan? Kita lihai memerankan tokoh A, B, dan C, menjadi pengisi suara, berkomunikasi
dengan tokoh lain. Kita juga bisa menentukan jadwal aktivitas, pekerjaan, dan
cita-cita. Seru ya. Nah, tidak ada salahnya kita mencoba lagi bermain peran
dengan anak. Kalau tidak ada mainan ‘orang-orangan’ atau boneka, kita bisa
bertukar peran dengan anak. Adik menjadi ibu, ibu menjadi adik. Atau kakak
menjadi ayah, atau bisa juga berperan menjadi orang dengan profesi tertentu.
Sebaiknya peran sesuai jenis kelamin anak ya, Bun. Biar seru, anak bisa meminjam
jilbab ibu atau kemeja ayah. Oh ya, tentukan tema bersama misalnya jual beli di
pasar tradisional, penjaga perpustakaan dan pengunjung, penata rambut dan
klien, dll.
3.
Tell a story
Menyediakan ‘telinga’ dan ‘hati’ untuk anak adalah sebuah kewajiban. Anak
juga manusia. Ia ingin didengar dan dipahami juga oleh orangtuanya sebagai
orang terdekat. Momen ini bisa menjadi ajang ‘curcol’, mengorek informasi yang
diam-diam dipendam oleh anak, serta menyalurkan emosi dengan cara positif. Baik
anak atau orangtua bisa menceritakan sesuatu hal yang inspiratif, menyenangkan,
dan memotivasi. Orangtua bisa mengawali cerita dengan kejadian menarik yang
ditemui saat perjalanan, misalnya. Setelah itu anak diminta untuk bercerita apa
saja. Hal-hal lucu di sekolah, isi mimpi, imajinasi bahkan yang terdengar
absurd sekalipun. Saling menyimak sepenuh hati dan berikan apresiasi. Jika
ternyata anak menceritakan masalahnya, kita bisa mencarikan alternatif solusi
dengan cara yang fun dan tidak
terkesan menggurui.
4. Hope and thanks
Manusia selalu memiliki harapan, bukan? baik harapan
kepada Allah, kepada kehidupan, kepada diri sendiri, dan juga harapan kepada
anak. Sebaliknya pula, anak juga memiliki harapan kepada orangtuanya. Terkadang,
kurangnya komunikasi menjadi kendala. Orangtua dan anak kurang terbuka satu
sama lain dan pekewuh menyampaikan
harapan-harapannya. Terkadang kita juga sudah merasa menjadi orangtua yang baik
untuk anak, namun ternyata anak menyimpan kekecewaan atas kondisi yang tidak
sesuai harapan.
Begitu juga dengan ‘rasa terima kasih yang tidak
terungkap’ ini, padahal tampaknya sederhana ya. Ketidakbiasaan menjadikan rasa
enggan, baik dari pasangan ke pasangan, orangtua ke anak dan sebaliknya. Lalu
bagaimana dong? kalau masih gimanaa gitu untuk bicara langsung, bisa pakai
media lain misalnya tulisan.
Nah, ternyata menulis harapan dan terima kasih ini penting
dan perlu kita agendakan. Cukup bermodal kertas dan pena, kita bisa saling
menuliskan harapan dan terima kasih kepada pasangan dan anak, bisa juga anak ke
anak. Bisa jadi kita akan deg-degan, surprise,
nggak nyangka, dan sebagainya. Kita pikir, hanya dapat 1 atau 2 harapan, eh
ternyata berderet-deret. Hehe.
Di akhir
sesi, bisa saling meminta maaf satu sama lain, serta bertekad untuk memenuhi
harapan pasangan/ anak sesuai kemampuan. Hehe baper momen deh tapi semoga
menjadikan kita dan keluarga lebih baik lagi dalam berkomunikasi dan
berinteraksi.
5. Tantangan menggambar
Menggambar bukan hanya cocok untuk
anak, tetapi juga seru untuk orangtua. Tidak ada bakat menggambar-pun tidak
masalah. Yang terpenting adalah menciptakan kebersamaan.
Hanya bermodal kertas dan spidol,
kita bisa menciptakan aktivitas dan tantangan seru. Tentu saja tantangan
disesuaikan dengan usia dan kemampuan anak. Biarkan anak menuangkan
imajinasinya di atas kertas dan berilah apresiasi berupa pelukan atau hadiah
kecil.
6. Tebak kata/ tebak gambar
Pada dasarnya, anak-anak menyukai
tebak-tebakan. Dengan tebak-tebakan mereka berlatih untuk berpikir kritis.
Meskipun ada tebak-tebakan yang jayus/ tidak masuk akal, tetap menjadi hiburan
tersendiri.
Untuk tebak gambar, kita bisa
menyiapkan whiteboard dan marker.
Ortu menggambar sesuatu yang agak sulit ditebak misalnya ‘orang memakai caping,
dilihat dari atas’ atau ‘sarang burung yang terkena angin puting beliung’ dll.
Biarkan anak menebak dengan imajinasi mereka. Jika jawabannya anak kiranya
mirip, bisa ditolerir. Agar lebih seru, lakukan secara bergantian dan beri
skor. Di setiap kesalahan, bisa mencoret pipi dengan spidol. Pemenangnya adalah
yang coretan spidolnya paling sedikit.
7. Bermain permainan jadul
Siapa bilang
permainan jadul itu membosankan? Selain tidak terpapar radiasi gawai, permainan
jadul itu juga seru. Kita bisa bernostalgia dengan mainan seperti congklak/ dakon,
halma, monopoli, ular tangga, kartu remi (tidak untuk berjudi) dll. Saya yakin,
masih ada toko yang menjual mainan tersebut. Anak juga akan belajar strategi
untuk memenangkan permainan.
8. Pantomim
Apa yang
terbesik di benak saat kita melihat pertunjukan pantomim? Kalau saya penasaran
dan bertanya-tanya, ‘dia lagi ngapain sih?’ hihi. Mana pakaiannya sering
berwarna hitam putih, dengan make up
badut dan sarung tangan putih. Ditambah badannya lentur dan luwes menirukan
gerakan dengan detil. Bagi saya yang badannya nggak selentur mereka, ternyata
menirukan gerakan pantomim juga susah. Hihi.
Nah, tidak
ada salahnya kita adopsi keseruan pantomim di rumah. Kita buat permainan seru
yang memadukan kinestetik dan kreativitas. Kita berakting tanpa bicara (ya
iyalah namanya juga pantomim) lalu anak diminta menebak apa yang sedang kita
lakukan. Beri skor dan lakukan secara bergantian. Kebayang lucunya anak
memperagakan suatu kegiatan.
9. If I were….
Untuk masuk ke dalam permainan ini, baiknya kita
sediakan waktu sekitar 3-5 menit untuk ber-flashback.
Mengingat kembali pengalaman anak saat melihat anak jalanan yang terpaksa
berjualan koran di lampu merah, anak yang berjuang untuk tetap sekolah meski
bersepatu butut, misalnya. Setelah itu anak diberikan kebebasan untuk mengemukakan
pendapat. Kemudian orangtua bisa mengajukan beberapa pertanyaan seperti ‘jika
aku seorang penjaja minuman di terminal...’ biarkan anak melanjutkan sesuai
pengetahuan dan imajinasi mereka. di akhir sesi, kita bisa memberikan penguatan
akan pentingnya bersyukur, berempati, dll.
Hal ini juga bisa dibuat sebaliknya. Misalnya anak
pernah melihat teman sekelasnya yang berbakat di bidang olahraga. Dia berlatih
setiap hari, jatuh bangun, tidak mudah menyerah oleh kegagalan, dll. Ajukan
pertanyaan yang sama ‘jika aku seorang….” Dan mintalah anak melanjutkan. Dengan
cara itu kita bisa memberikan motivasi dan inspirasi hal-hal yang dibutuhkan
untuk meraih keberhasilan.
10. Rencana Esok Hari
Anak boleh
dibiasakan untuk merancang kegiatan esok hari dan dilibatkan dalam pengambilan
keputusan. Misalnya besok adalah tanggal merah atau hari libur. Ajukan beberapa
pertanyaan untuk memancing ide-ide kreatifnya, seperti ‘apa yang akan kalian
lakukan setelah shalat subuh?’ atau ‘berikan ibu ide masakan untuk kita masak
bersama besok’. Jika juga perlu mengarahkan dan memberitahu konsekuensinya,
misalnya ‘kalau kalian ingin makan ikan bakar, berarti kita harus ke pasar
pagi-pagi biar tidak kehabisan ikan. Kalian sanggup bangun jam 4 pagi?’
Selain family time, kita bisa bimbing anak
untuk membuat daftar kegiatan pribadinya seperti membaca buku, menata lemari,
mencuci sepatu, dll. Lebih bagus lagi ingatkan anak (dan terus ingatkan diri
sendiri) untuk meluruskan niat dan berdoa setiap memulai dan selesai melakukan
aktivitas.
Oh ya kalau mau liburan, bisa juga dibrolin bareng sama anak ya Bund biar seru dan mereka pun terlibat. siapa tahu anak punya ide-ide brilian yang tak terpikirkan oleh kita, bukan?
https://www.ibupedia.com/artikel/keluarga/8-manfaat-liburan-keluarga-dan-tips-mempersiapkannya
Semoga upaya
kita dimudahkan ya, Bund. Aamiin.
Komentar
Lucky Creek Casino 영주 출장샵 is the flagship of 남양주 출장안마 the newly opened Lucky Creek 서산 출장샵 Resort and Casino. The hotel, which is owned and operated 충청북도 출장샵 by 익산 출장샵 the